6/28/2012

Graphics.h in C++ - Pengenalan

pernah membayangkan Dev C++ menggambar mobil?
well, sebelum menggambar mobil ada baiknya kita belajar sedikit ttg header graphics.h

selain iostream, conio.h, stdio.h, ataupun stdlib.h, ada header yang ckup lama,.lama karena sudah tidak dibundling oleh C++, ada di bahasa C biasa,. Header graphics.h mampu membuat sebuah grafik/gambar dengan pixel sebagai materi utama menggambarnya.

sebelum memulai sedikit praktek, lebih baik kita mengimport graphics.h terlebih dahulu
link utk graphics.h : graphics.h,
link utk lib-nya : libbgi.a
setelah mendownload kedua file di atas..
letakkan graphics.h ke dalam directori/folder include,
letakkan libbgi.a ke dalam directori/folder lib
setiap kali menggunakan #include<graphics.h> dalam source code.mu, kamu harus membuat linker.nya agar library graphics.h mampu digunakan.
Caranya ..setiap memakai graphics.h harus membuat sebuah project baru..lalu tekan Alt-P. Pilih Parameters tab dari pop-up window dan copy yang di bawah ini di Linker:
-lbgi
-lgdi32
-lcomdlg32
-luuid
-loleaut32
-lole32

$ctt:$ - tetep dicopy, jd utuh (-lbgi) utuh ini yang dicopy.
okay, setelah ini kita mulai praktek membuat bentuk dasar dulu supaya lebih mengerti mengapa linker perlu dipakai.

ref: http://www.cs.colorado.edu/~main/bgi/dev-c++/

6/04/2012

ASUS A44H, Fast Response, Incredible Performance


Sebagai seorang mahasiswa tentunya saya sangat menginginkan segala sesuatunya serba cepat. Pekerjaan membantu unit di kampus pun ternyata juga membutuhkan sebuah respon yang cepat. Sikap responsive ini bisa kulakuin karena aku juga bekerja dengan sebuah laptop yang responsive. Remember, Faster is Better for notebook so check it out :)
Secara umum laptop dengan dukungan processor generasi core-i memiliki respon yang cukup cepat dibandingkan pendahulunya. Tapi itu tok kurang cukup jika harus menunggu lama saat menghidupkannya. ASUS A44H memberikan solusi untuk permasalahan saya tersebut. Biasanya saat saya  berpindah tempat dari kos ke kampus, laptop cukup berada dalam keadaan sleep. Dan saat saya membutuhkannya dalam pengerjaan laporan maupun tugas di unit kampus saya tidak perlu menunggu lama untuk segera memakainya. That’s called instant on guys.

ASUS A44H

Well, selain membantu kita-kita yang lagi terburu-buru dalam pengerjaan tugas atau laporan-laporan, instant on pada ASUS A44H juga cukup membantu di banyak aspek yang lain(selain karena dukungan waktu standby yang lama). Saat saya penat cukup menghidupkan kembali laptop dan mulailah utk segera mendengarkan musik, bermain game, nonton film, resume downlotan yang belum selesai, . Buat yang hobi traveling sambil bekerja jadi bisa cepet untuk mengecek kerjaan dari kantor dan menyelesaikannya. Kalau sedang belajar ilmu pembodohan dan kurang kerjaan fitur instant on bisa digunakan untuk cepet-cepetan matiin laptop, skenarionya diidupin lagi trus cepet-cepetan matiin yang duluan yang menang. Hehehehe. Jus Kid :).
That’s all., jika kalian pengen serba cepat cukup cari laptop ASUS A44H yang bisa instant on. The one and only product yang bisa instant on adalah ASUS. Atau jika A44H masih kurang, cari saja produk ASUS yang punya fitur ini, cukup banyak og. Dipilih-dipilih, dan jangan lupa garansi 2 tahun ASUS yang memberi nilai plus dibanding brand lain.


ASUS Warranty



Keterangan lebih lanjut bisa membaca di : ASUS A44H
atau membaca ASUS X44H, hanya beda di proci doank koq
Jika memilih dan melihat notebook lain dapat melihat di : Notebook ASUS lain


6/01/2012

Kenal Wajah


Ini adalah tulisan pertama saya mengenai sebuah product. Di tulisan ini menceritakan mengenai sebuah fitur dari produk.
Keamanan merupakan sebuah hal yang sangat diinginkan oleh setiap orang di berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali di bidang teknologi. Sebuah laptop hadir dengan fitur face-recogition kemampuan untuk menjaga keamanan laptop dari pengguna yang tidak seharusnya. Memungkinkan pengguna merasa lebih aman karena lebih sulit untuk meniru wajah daripada sebuah sidik jari.
Namun keamanan ini cukup tidak sering digunakan oleh sebagian pengguna laptop yang teramati oleh penulis. Kebanyakan lebih memilih untuk memberi proteksi melalui password saat akan masuk ke desktop system. Menurut penulis hal ini terjadi dikarenakan cukupnya sebuah proteksi sebatas password di Indonesia. Dan juga masyarakat masih cukup enggan untuk memberi proteksi lebih karena khawatir jika tidak dapat masuk ke system. Kekawatiran ini sedikit banyak berdasar pada opini ‘cacat’ sedikit diwajah dapat membuat tidak bisa login.
Jadi untuk sebuah keamanan lebih, meskipun fitur ini tercantum dalam sebuah perangkat elektronik tapi untuk masyarakat Indonesia mungkin masih tidak akan menggunakannya walau mereka membelinya.